Membangun Peran Aktif Masyarakat & Pawang dalam Perlindungan Satwa Liar

Membangun Peran Aktif Masyarakat & Pawang dalam Perlindungan Satwa Liar

Pusat Riset Konservasi Gajah Universitas Syiah Kuala (PKGB USK) berkesempatan untuk memaparkan dan mendorong realisasi regulasi perlindungan satwa liar. Sehingga pada akhirnya akan mengurangi dampak interaksi negatif satwa liar dan manusia di provinsi Aceh. Pemaparan ini disampaikan pada kegiatan Forum Grup Diskusi (FGD) yang dilaksanakan oleh Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (HAkA) dengan tema “Rembuk Pawang Mendorong Realisasi Regulasi Perlindungan Satwa Liar dan Dampak Interaksi Negatif Satwa dan Manusia di Provinsi Aceh – Suara Pawang Menyelamatkan Satwa”. Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 4-7 Maret 2024 ini dilaksanakan di Hotel Rasamala Banda Aceh.

Ketua PKGB USK, Bapak Dr. Abdullah, M.Si., menyampaikan bahwa pawang memiliki peran penting sebagai mediator antara konflik satwa liar dengan masyarakat. Keberadaan pawang hutan saat ini hanya dibutuhkan pada saat konflik antara satwa liar dengan masyarakat terjadi. Padahal, sebagai salah satu bagian dari sistem adat di Aceh, pawang hutan juga bertugas untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan satwa liar. Oleh sebab itu, beliau berharap agar Pemerintah Aceh memiliki regulasi khusus untuk menaungi pawang hutan dan meningkatkan peran mereka dalam sistem adat di Provinsi Aceh.

Penulis: Hendra Yulisman, S.Pd., M.Pd.

Editor: Cut Intan Evtia Nurina, S.Pd., M.Pd.

1 Comment

  1. Ya. mantap lanjutkan..semoga interaksi negatif satwa dengan manusia makin berkurang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *